Guna memperlengkapi masyarakat dalam bernegara dan ikut
serta membangun bangsa ini serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), Direktorat Jenderal Bimas Kristen, Kementerian Agama Republik
Indonesia, melaksanakan seminar bertajuk “Wawasan Kebangsaan dalam Rangka Partisipasi Umat dalam Pembangunan” di Jakarta Pusat, Sabtu, (15/12/2018).
Dengan dihadiri oleh para umat, yang merupakan perwakilan
dari gereja-gereja, juga para pewarta Kristiani, Bimas Kristen menjabarkan
mengenai pentingnya sebuah persatuan nasional, yang akan terus kuat dan sejahtera, jika didukung oleh peran serta masyarakat yang aktif dan positif.
“Indonesia merupakan bangsa dan negara yang mendapat
anugerah kekayaan sumber daya alam, dan budaya yang begitu luas dan majemuk.
Hal ini perlu dijaga dan dilestarikan, agar tidak ada pengaruh-pengaruh negatif
dari luar, yang mungkin ingin merusak bangsa ini. Disitulah peran masyarakat
sangat penting dan begitu kuat,” ujat salah satu pemateri seminar ini, Dr. Yan Kristianus Kadang, Sekretaris Jenderal Bimas Kristen.
Yan Kadang, juga memperhatikan bahwa didalam umat
sendiri perlu selalu didakan pertemuan yang berfungsi untuk terus mengingatkan
dan menyegarkan kembali mengenai pentingnya bela negara, didalam profesi dan
talenta masing-masing. Hal senada juga disampaikan, Direktur Urusan Agama Bimas
Kristen, Janus Pangaribuan, yang menyampaikan bahwa Indonesia akan menjadi
negara berkembang yang kuat dan diperhitungkan dunia luar, tentunya dengan peran serta para masyarakat.
“Sekarang sudah terlihat, peran Indonesia mulai
diperhitungkan. Ini menjadi bukti bahwa kedepan kita akan menjadi bangsa yang
berkembang dan maju. Tapi perlu peran serta kita semua untuk mendukung
pemerintah, dan aktif menyebarkan pesan-pesan yang membangun dan positif,” jelasnya.
Poin utama dalam seminar ini sendiri adalah, Bimas
Kristen ingin menjaga umat untuk lebih memperkaya wawasan kebangsaan, yang
merupakan pedoman dan pegangan hidup sebagai bangsa Indonesia yang wajib diaplikasikan dalam sikap dan tindakan sehari hari.